- Back to Home »
- Profil Desa »
- Profil Desa
Posted by : Unknown
30 Sep 2015
PROFIL
DESA
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wliayah ( RTRW )
Kabupaten Banyuwangi, telah ditetapkan bahwa untuk memperlancar pelaksanaan
pembangunan daerah dilakukan pembagian wilayah pengembangan sesuai dengan
tingkat kesuburan tanah dan karakteristik wilayah, diantaranya: 1) Wilayah
Pengembangan Banyuwangi Utara dengan pusat pertumbuhannya ada di Kota
Banyuwangi;
2) Wilayah Pengembangan Banyuwangi Tengah-Timur dengan pusat
pertumbuhannya berada di
kota Rogojampi;
3) Wilayah pengembangan Banyuwangi Tengah Barat dengan pusat
pengembangannya berada di Kota Genteng; dan (4) Wilayah Pengembangan
Banyuwangi Selatan
dengan pusat pengembangannya berada di Kota Bangorejo.
Desa Patoman
Kecamatan Rogojampi masuk dalam Wilayah Pengembangan Banyuwangi Tengah Timur
meliputi : Kecamatan Kabat, Rogojampi, Srono, Muncar, Cluring, Singojuruh dan
Songgon. Kota Rogojampi sebagai pusat pertumbuhan, dengan fungsi utama sebagai
Pusat Pemerintahan, fasilitas Umum, perdagangan, fasilitas jasa untuk skala
beberapa kecamatan yang dilayani. Wilayah Hinterland / belakang berfungsi
sebagai kawasan pengembangan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,
indutri, bandar udara, pertambangan, wisata dan kawasan lindung.
A.
Karakteristik Wilayah
Desa Patoman Kecamatan Rogojampi yang
posisinya berada di wilayah tengah Kabupaten Banyuwangi, memiliki arti
strategis kerena wilayah ini merupakan kawasan desa persawahan yang memiliki
tingkat kesuburan tanahnya tinggi, sehingga sangat memungkinkan untuk
pengembangan komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung kedelai, semangka,
melon, cabai merah besar dan sayur-sayuran.
Desa Patoman merupakan dataran rendah yang
luasnya mencapai 334.8 Ha, dari luas tersebut digunakan untuk persawahan
sebayak 30,7 Ha atau 9,17 persen, digunakan untuk perkebunan rakyat seluas 257.0
Ha atau 76,76 persen, digunakan untuk Tambak seluas 10.0 Ha atau 2,99 persen dan
yang digunakan untuk pemukiman mencapai 16.3 Ha atau 4,87 persen, sedangka
sisanya yang mencapai 20,8 Ha atau 6,21 persen merupakan fasiltas umum seperti
jalan, Kuburan, Lapangan, Tempat Ibadah, Sekolahan, sungai, dan prasarana lainnya.
Lahan persawahan yang mencapai 9,17
persen merupakan sawah irigasi Semi teknis yang mampu ditanami tanaman pangan
berupa padi dan polowijo sebanyak tiga kali masa tanam setahun, hal ini karena didukung
adanya sumber-sumber air yang mengalir sepanjang tahun yang berada disebelah barat,
meskipun di masa – masa musim kering / panas mengalami penurunan debit airnya. Dari
luas lahan sawah 35,0 Ha mampu ditanami padi sebanyak dua kali tanam dan
polowijo sebanyak satu kali tanam. Produktifitas tanaman padi mencapai 5 (lima) ton per hektar, pada tahun 2014
produksi padi mencapai 350 ton, sedangkan kebutuhan pangan untuk masyarakat
desa Patoman selama satu tahun sebanyak 450 ton, sehingga memeliki kekurangan
produksi beras sebanyak 100 ton.
Produktifitas jagung mengalami
penurunan hal ini karena adanya tata tanam yang tidak tepat pada waktunya
sehingga terjadi serangan hama dan penyakit juga adanya gangguan cuaca/ Iklim
yang tidak bersahabat. Produksi jagung di tahun 2014 mencapai 25 ton, produk ini tidak secara langsung
menjadi konsumsi masyarakat melainkan didistribusan ke pengepul, terus
dikeringkan setelah kering dikirim ke pabrikan untuk kepentingan bahan
baku industri. Produk Cabe merah tahun
2014 mencapai 22,4 ton dari luas tanam
mencapai 4 hektar, usaha ini merupakan jenis usaha padat modal dan teknologi
yang memadai sehingga yang melakukan usaha tanam cabe hanya petani tertentu
saja, hal ini sama dengan usaha tani yang lain seperti tanam semangka dan
melon.
Di tahun 2014 produksi buah semangka
mencapai 41,02 ton dari luas tanam mencapai 3,18 hektar; sedangkan melon produksinya mencapai 2,36 ton
dari luas areal sebanyak 0,524 hektar produksi semangka dan melon didistribusikan
untuk kepentingan pasar lokal, regional dan nasional. Lahan perkebunan luasnya mencapai 76,76
hektar merupakan perkebunan rakyat dengan komoditas yang di tanam sebagian
besar adalah kelapa dan jenis kayu-kayuan seperti Sengon, Jabon dan Jati. Tahun
2014 produk kelapa mencapai 780.000 butir, dan pemanfaatannya didistribusikan
baik ke pasar local, regionalmaupun nasional sehingga produk ini mampu
memberikan nilai tambah pada perekonomian desa. Sedangka produk kayu sengon
yang memiliki masa panen yang cukup lama, tahun 2014 ini masih belum ada yang
dipanen / ditebang karena usia tanaman / medel kayu masih kecil sehingga belum
dapat ditebang.
Desa Patoman merupakan desa persawahan
sangat memungkinkan untuk usaha peternakan, karena dari lahan sawah selalu
menyediakan pakan ternak berupa rumput sangat melimpah. Usaha peternakan yang
ada masih berskala kecil/perorangan sehingga keberadaannya tidak mengganggu terhadap
lingkungan, bahkan dari limbah usaha ternak diproses menjadi kompos yang sangat
dibutuhkan oleh petani guna pemupukan tanaman baik tanaman pangan maupun tnaman
perkebunan.
Populasi ternak di tahun 2014 mencapai
856 ekor terdiri dari Sapi 90 ekor, ayam
kampung 1000 ekor, bebek 1200 ekor, kuda 9 ekor, kambing 75 ekor, domba 79
ekor, angsa 50 ekor dan kelinci 30 ekor.
Potensi sumber daya air di desa Patoman terdapat sumber-sumber air atau embung
yang mengalir sepanjang tahun yang memiliki debit air kecil namun secara rutin dapat dimanfaatkan
untuk mengairi sawah-sawah yang berada di Desa Patoman. Sedangkan Sungai Glondong
dimanfaatkan untuk desa Watukebo dan Patoman. Dari embung dan sungai tersebut
mampu mengairi semua sawah – sawah yang berada di desa Patoman. Belum lagi
ditambah adanya sumur gali/bor ditengah sawah yang menjadi milik petani juga
dimanfaatkan untuk mengairi sawah pada saat musim kemarau, sehingga lahan
persawahan yang ada mampu ditanami padi dan polowijo sepanjang tahun. Penyediaan
air bersih, masyarakat Patoman menggunakan sumur gali dan sungai, sungai yang
ada digunakan untuk mandi, cuci dan
kakus (MCK), sedangkan untuk minum dan memasak menggunakan air sumur gali dan
air dalam kemasan, jumlah sumur gali tahun 2014 mencapai 1400 unit.
B.
Kependudukan
Penduduk desa Patoman sangat majemuk,
karena terdapat berbagai etnis diantaranya Osing, Jawa, Madura maupun Bali, namun demikian
masih mampu membaur antara etnis yang satu dengan yang lainnya, hal ini dapat
dilihat dari tidak adanya kejadian – kejadian yang berbau sara. Penduduk Desa Patoman
pada tahun 2014 jumlahnya mencapai 4.959 Jiwa terinci Laki-Laki sebanyak 2.477
Orang, Perempuan 2.482 Orang, dengan kepadatan penduduk per kilometer persegi
mencapai 14.8 Orang, artinya bahwa desa Patoman belum mengalami kepadatan,
ketersediaan lahan untuk pemukiman masih mancukupi.
Sedangkan perkembangan penduduk desa Patoman
mencapai 0,98 persen. Usia produktif (usia kerja 18 – 56 tahun) penduduk desa Patoman
mencapai 2.686 Jiwa atau 60,62 persen,
dari jumlah tersebut yang terserap di 37 (Tiga puluh tujuh) lapangan pekerjaan
(bekerja) mencapai 1.889 Orang dan
sisanya sejumlah 797 Orang masih belum memiliki pekerjaan tetap, termasuk
ibu-ibu rumah tangga dan penduduk yang mengalami disfabilitas cacat fisik
jumlahnya mencapai 22 Orang, meliputi Tuna rungu 4 orang, tuna wicara 2 orang,
tuna netra 2 orang, sumbing 4 orang, cacat fisik / tuna daksa jumlah 8 Orang dan cacat mental / ediot
sebanyak 2 Orang.
Sektor pertanian masih sangat dominan
dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang dikenal dengan mata pencaharian pokok,
di tahun 2014 mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.227 Orang atau 45,68
persen dari jumlah tenaga kerja produktif. Dari jumlah tersebut yang paling
banyak adalah Buruh tani mencapai 1.365 orang atau 78,97 persen sedangkan
Petani jumlahnya mencapai 1.156 orang atau 21,03 persen, berarti kepemilikan
lahan sawah oleh petani desa Patoman sangat terbatas, rata – rata kepemilikan
sawah hanya 0,250 Hektar.
Penduduk Desa Patoman sebagian besar
beraga Islam, jumlahnya mencapai 4.084 jiwa atau 82.3 persen,beragama Hindu
mencapai 860 jiwa atau 17.3 persen dan
sisanya beragama Kristen sebanyak 8
jiwa, beragama Buda 7 Jiwa. Untuk menjalankan peribadatan masyarakat
muslim telah tersedia Masjid sebanyak 4 Buah dan 37 buah langgar/mushola yang
keberadaannya tersebar di empat dusun, yang beragama Hindu tersedia dua Pura
yang berada di Dusun Patoman Tengah, sedangka penduduk yang beraga Kristen
tempat ibadahnya berada di luar desa. Hal ini tidak menjadi masalah karena
kerukunan umat beraga sudah terjalin harmonis, satu sama yang lain saling
menghormati sehingga tercipta kondisi yang aman, tentram dan damai.
Pendidikan masuk dalam kebutuhan pokok
masyarakat desa Patoman, maka hal ini dapat merubah status masyarakat desa dari
rata-rata berpendidikan Sekolah Dasar meningkat rata-rata berpendidikan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SMP). Tahun 2014 tingkat pendidikan masyarakat sangat beragam
diantaranya tamat SD sederajat sebanyak
1.058 Orang, SMP sederajat 1.031 Orang, SMA sederajat 499 Orang, Tamat
Diploma sebanyak 8 orang, Sarjana S.1 sebanyak 15 Orang dan sarjana S.2
sebanyak 1 orang.
C.
Kelembagaan
Penyelenggaraan pemerintahan desa
harus didukung adanya kelembagaan yang kuat, efektif, efisien, transparan dan
akuntabel serta adanya semberdaya
manusia yang trampil, sehingga dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yaitu
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan
dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan lancar, terukur dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Aparat penyelenggara pemerintah desa
jumlahnya mencapai 10 Orang, terinci
sebagai berikut:
Kepala Desa dan Sekretaris Desa masing-masing 1 Orang, Kepala Urusan sebanyak 5
Orang, dan Kepala Dusun sebanyak 4 Orang, dengan tingkat pendidikan SLTP
sebanyak 2 Orang, SLTA sebanyak 5 Orang dan Sarjana S.1 sebanyak 3 Orang.
Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) sangat penting karena disamping merupakan patner pemerintah desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa guna
penetapan kebijakan pembangunan desa, juga sebagai penyalur aspirasi masyarakat
dan pelestari nilai-nilai budaya desa. Jumlah anggota BPD sebanyak 9 Orang, yang merupakan utusan dari masing – masing
dusun. Anggota BPD masing-masing dusun ditetapkan melalui pemilihan dan
jumlahnya ditentukan sesuai kouta yang sudah ada.
Dalam pelaksanaan pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa Pemerintah Desa dibantu oleh Lembaga pemberdayaan
masyarakat desa (LPMD), kegiatan yang dilimpahkan kepada LPMD adalah pelaksanaan pembangunan fisik dan kegiatan
pelatihan ketrampilan. Kepengurusan LPMD sudah terbentuk sejak perobahan LKMD
menjadi LPMD.
Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga
(RW) merupakan lembaga kemasyarakat yang mempunyai tugas membantu
penyelenggaraan pemerintahan desa, melakukan pengawasan terhadap aktifitas
masyarakat dalam rangka pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat serta
mengkoordinir kegiatan gotong royong masyarakat yang merupakakan ciri khas masyarakat
pedesaan, sedangkan lembaga RW bertugas sebagai Kordinator RT dalam membantu
tugas penyelenggaraan pemerintahan desa
di lintas RT. Pada tahun 2014 Jumlah RT
se desa mencapai 36 lembaga dan RW sebanyak 10 lembaga.
Keberadaan lembaga-lembaga desa yang
lain sangat penting guna merealisasikan visi dan misi pemerintahan desa.
Seperti lembaga PKK yang berfungsi sebagai lembaga pembinaan masyarakat
khususnya wanita agar mandiri dalam
membina kehidupan berumah tangga. Kepengurusan PKK Desa Patoman sudah terbentuk
sejak adanya aturan tentang pendirian lembaga PKK Desa. Sedangkan
lembaga-lembaga desa lainnya sudah terbentuk diataranya Karang Taruna yang
merupakan wadah pembinaan generasi muda agar kreatif dan mandiri guna
mewujudkan masa depan yang indah dan berhasil. Lembaga Hipunan petani pemakai
air (HIPPA) yang berfungsi sebagai penataan dan pendistribusian pemakaian air
irigasi oleh petani guna meningkatkan produktifitas tanaman pangan pada
lahan persawahan, serta melakukan koordinasi dengan Aparat Dinas Pengairan
dalam penyediaan air irigasi yang cukup. Lembaga Kelompok Tani yang merupakan
perkumpulan petani pemilik lahan pertanian,
bertujuan untuk melakukan upaya agar usaha taninya dapat memberikan
nilai tambah tinggi, melaui pengetrapan panca usaha tani secara tepat dan
benar.
Jalan merupakan salah satu
infrastruktur yang sangat fital dan dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat,
karena jalan dapat membuka keterisolasian suatu daerah juga sebagai sarana
untuk memperlancar angkutan barang dan jasa dari suatu daerah ke daerah
lainnya. Kalau dilihat dari jenisnya jalan dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu jalan Aspal, Jalan makadam,
Jalan tanah dan jalan sirtu, dari keempat jenis jalan tersebut yang paling dibutuhkan oleh masyarakat adalah jalan
aspal, karena dapat memperlancar angkutan hasil produksi masyarakat desa secara
cepat dan hemat. Adapun panjang jalan yang melintasi desa Patoman pada tahun
2014 sebagai berikut Jalan Desa yang sudah beraspal sepajang 7,5 kilometer,
dalam kondisi baik sepanjang 5,0 kilometer dan kondisi rusak sepanjang 2,5
kilometer, jalan macadam panjangnya mencapai 2,0 kilometer, yang kesemuanya
sudah dalam kondisi perlu perbaikan, jalan tanah sepanjang 1,0 kilometer dalam
kondisi baik sepanjang 0,25 kilometer, dalam kondisi rusak sepanjang 0,75
kilometer. Jalan Kabupaten di desa Patoman hanya ada satu jenis jalan saja
yaitu jalan aspal yang panjangnya mencapai 2,7 kilometer kesemuanya dalam
kondisi baik. Sedangkan jalan propinsi tidak ada
Hidup sehat adalah dambaan setiap
masyarakat, sehingga untuk merealisasikan perlu adanya sarana dan prasarana
kesehatan yang mampu memberikan layanan sampai ketingkat bawah, sehingga setiap
permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan dapat diatasi secara cepat dan
akurat. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan tahun 2014 sebanyak 8 unit,
meliputi Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ada 6 unit, Pusat Kesehatan
Masyarakat Pembantu (PUSTU) dan Pusat kesehatan desa (Puskesdes) ada 1 unit,
keberadaan tempat-tempat layanan kesehatan ini sangat membantu masyarakat dalam
mewujudkan harapannya. Keberadaan rumah sakit umum sangat penting karena
disamping untuk melayani masyarakat yang mampu juga melayani masyarakat kurang
beruntung (Miskin) dalam memperoleh layanan kesehatan lanjutan melalui program
Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Posyandu dan Puskesdes keberadaannya
sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa karena
mampu memberikan layanan Gizi, KB, Pertumbuhan Balita, sedangkan
Puskesdes dapat memberikan pengobatan awal bagi masyarakat desa yang mengalami
sakit. Layanan di Puskesdes dilakukan oleh seorang Bidan Desa yang statusnya
sudah bertempat tinggal di Desa, sehingga dapat melayani masyarakat selama dua
puluh empat jam.
Guna merealisasikan kebutuhan
masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan murah dan berkualitas di desa Patoman telah tersedian sekolah –
sekolah formal dan non formal mulai dari pra sekolah (Paud) sampai sekolah
dasar bahkan sampai sekolah tingkat pertama (Mts), baik yang berstatus Negeri
meliputi Sekolah Dasar Negeri I Patoman (SDN 1) berlokasi di Dusun Patoman
Barat dan Sekolah Dasar Negeri 2 (SDN 2), berada di dusun Blibis, sedangkan sekolah Swasta terdiri dari Taman
Kanak-Kanak (TK) KHOTIJAH Patoman yang berada di Dusun Patoman Barat dan
Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Miftahul Ulum Patoman serta MTs.
Sunan Ampel Patoman. Kondisi gedung sekolah tersebut dalam keadaan baik dan
layak untuk aktifitas kegiatan belajar mengajar.
Wilayah Desa Patoman telah dilalui
oleh jaringan listrik tengan menengah dan tegangan rendah perusahaan Listrik
Negara (PLN), sehingga memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan
listrik, penggunaan listrik oleh masyarakat ditahun 2014 mencapai 1000 Kepala
keluarga. Keberadaan listrik sangat membantu masyarakat untuk melakukan
pengembangan usaha baik yang berskala rumahan / usaha kecil dan usaha menengah,
juga menekan adanya tindakan kriminalitas.
Sampah merupakan masalah bagi seluruh
masyarakat baik yang berada di perkotaan maupun pedesaan. Pengelolaan sampah di
desa Patoman masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara dibakar,
ditanam dan dibuang ke sungai, hal ini dilakukan karena tingkat SDM masyarakat
masih rendah juga karena tidak adanya tempat pembuangan sementara (TPS) dan
tempat pembuangan akhir sampah (TPA), sehingga sampah menumpuk di pinggir
sungai dan kebun-kebun masyarakat.
E.
Potensi
Unggulan
Dilihat dari posisi Desa Patoman yang
berada di wilayah Timur kabupaten Banyuwangi, merupakan daerah dataran rendah
dengan iklim basah yaitu musim penghujan lebih panjang dari pada musim kering. Peruntukan
lahan yang terbesar adalah Perkebunan rakyat yaitu mencapai 257,0 hektar atau 76,76
persen dari luas desa yang mencapai 334,8 hektar, sehingga kawasan ini sangat
cocok untuk pengembangan tanaman perkebunan, pada tahun 2014 produksi kelapa
mengalami surplus, karena produksi kelapa sangat melimpah dari pada kebutuhan
untuk konsumsi masyarakat. dengan demikian maka desa Patoman menjadikan kelapa
sebagai salah satu produk unggulan sektor pertanian/perkebunan.
Sektor Industri kecil/Rumah Tangga
menjadikan produk Gula merah dan manik-manik (Monte) menjadi salah satu Produk
Unggulan Desa, meskipun produk ini tingkat ketergantungannya dengan pasar
regional, pasar nasional maupun pengusaha
Bali masih tinggi , namun demikian produk gula merah dan manik-manik (monte) ini
merupakan padat karya dan dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak di pedesaan.
Potensi Sektor Seni dan Budaya yang di
desa Patoman beraneka ragam jenisnya seperti Janger, Sanggar tari, terbang
kuntulan kesemuanya masuk dalam kelompok
kesenian asli Banyuwangi sedangkan Orkes, kosidah, kelompok kesenian Nasional,
sedangkan kelompok buadaya yang masih eksis di desa adalah Bersih Desa,
Selapanan, Ider Bumi, Tingkeban (Mitoni), Untuk melestarikan seni dan budaya
daerah Banyuwangi agar tetap ada sepanjang masa.