Popular Post

Posted by : Unknown 8 Okt 2015

GAMBARAN UMUM DESA PATOMAN


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wliayah ( RTRW ) Kabupaten Banyuwangi, telah ditetapkan bahwa untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan daerah dilakukan pembagian wilayah pengembangan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan karakteristik wilayah, diantaranya: 1) Wilayah Pengembangan Banyuwangi Utara dengan pusat pertumbuhannya ada di Kota Banyuwangi; 2) Wilayah Pengembangan Banyuwangi Tengah-Timur dengan pusat pertumbuhannya berada di kota Rogojampi; 3) Wilayah pengembangan Banyuwangi Tengah Barat dengan pusat pengembangannya berada di Kota Genteng; dan (4) Wilayah Pengembangan Banyuwangi Selatan dengan pusat pengembangannya berada di Kota Bangorejo.

Desa Patoman Kecamatan Rogojampi masuk dalam Wilayah Pengembangan Banyuwangi Tengah Timur meliputi : Kecamatan Kabat, Rogojampi, Srono, Muncar, Cluring, Singojuruh dan Songgon. Kota Rogojampi sebagai pusat pertumbuhan, dengan fungsi utama sebagai Pusat Pemerintahan, fasilitas Umum, perdagangan, fasilitas jasa untuk skala beberapa kecamatan yang dilayani. Wilayah Hinterland / belakang berfungsi sebagai kawasan pengembangan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, indutri, bandar udara, pertambangan, wisata dan kawasan lindung.

A.    Karakteristik Wilayah
Desa Patoman Kecamatan Rogojampi yang posisinya berada di wilayah tengah Kabupaten Banyuwangi, memiliki arti strategis kerena wilayah ini merupakan kawasan desa persawahan yang memiliki tingkat kesuburan tanahnya tinggi, sehingga sangat memungkinkan untuk pengembangan komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung kedelai, semangka, melon, cabai merah besar dan sayur-sayuran.
Desa Patoman merupakan dataran rendah yang luasnya mencapai 334.8 Ha, dari luas tersebut digunakan untuk persawahan sebayak 30,7 Ha atau 9,17 persen, digunakan untuk perkebunan rakyat seluas 257.0 Ha atau 76,76 persen, digunakan untuk Tambak seluas 10.0 Ha atau 2,99 persen dan yang digunakan untuk pemukiman mencapai 16.3 Ha atau 4,87 persen, sedangka sisanya yang mencapai 20,8 Ha atau 6,21 persen merupakan fasiltas umum seperti jalan, Kuburan, Lapangan, Tempat Ibadah, Sekolahan, sungai, dan  prasarana lainnya.
Lahan persawahan yang mencapai 9,17 persen merupakan sawah irigasi Semi teknis yang mampu ditanami tanaman pangan berupa padi dan polowijo sebanyak tiga kali masa tanam setahun, hal ini karena didukung adanya sumber-sumber air yang mengalir sepanjang tahun yang berada disebelah barat, meskipun di masa – masa musim kering / panas mengalami penurunan debit airnya. Dari luas lahan sawah 35,0 Ha mampu ditanami padi sebanyak dua kali tanam dan polowijo sebanyak satu kali tanam. Produktifitas tanaman padi mencapai  5 (lima) ton per hektar, pada tahun 2014 produksi padi mencapai 350 ton, sedangkan kebutuhan pangan untuk masyarakat desa Patoman selama satu tahun sebanyak 450 ton, sehingga memeliki kekurangan produksi beras sebanyak 100 ton.
Produktifitas jagung mengalami penurunan hal ini karena adanya tata tanam yang tidak tepat pada waktunya sehingga terjadi serangan hama dan penyakit juga adanya gangguan cuaca/ Iklim yang tidak bersahabat. Produksi jagung di tahun 2014 mencapai  25 ton, produk ini tidak secara langsung menjadi konsumsi masyarakat melainkan didistribusan ke pengepul, terus dikeringkan setelah kering dikirim ke pabrikan untuk kepentingan bahan baku  industri. Produk Cabe merah tahun 2014 mencapai  22,4 ton dari luas tanam mencapai 4 hektar, usaha ini merupakan jenis usaha padat modal dan teknologi yang memadai sehingga yang melakukan usaha tanam cabe hanya petani tertentu saja, hal ini sama dengan usaha tani yang lain seperti tanam semangka dan melon.
Di tahun 2014 produksi buah semangka mencapai 41,02 ton dari luas tanam mencapai 3,18 hektar;  sedangkan melon produksinya mencapai 2,36 ton dari luas areal sebanyak 0,524 hektar produksi semangka dan melon didistribusikan untuk kepentingan pasar lokal, regional dan nasional.  Lahan perkebunan luasnya mencapai 76,76 hektar merupakan perkebunan rakyat dengan komoditas yang di tanam sebagian besar adalah kelapa dan jenis kayu-kayuan seperti Sengon, Jabon dan Jati. Tahun 2014 produk kelapa mencapai 780.000 butir, dan pemanfaatannya didistribusikan baik ke pasar local, regionalmaupun nasional sehingga produk ini mampu memberikan nilai tambah pada perekonomian desa. Sedangka produk kayu sengon yang memiliki masa panen yang cukup lama, tahun 2014 ini masih belum ada yang dipanen / ditebang karena usia tanaman / medel kayu masih kecil sehingga belum dapat ditebang.
Desa Patoman merupakan desa persawahan sangat memungkinkan untuk usaha peternakan, karena dari lahan sawah selalu menyediakan pakan ternak berupa rumput sangat melimpah. Usaha peternakan yang ada masih berskala kecil/perorangan sehingga keberadaannya tidak mengganggu terhadap lingkungan, bahkan dari limbah usaha ternak diproses menjadi kompos yang sangat dibutuhkan oleh petani guna pemupukan tanaman baik tanaman pangan maupun tnaman perkebunan.
Populasi ternak di tahun 2014 mencapai  856 ekor terdiri dari Sapi 90 ekor, ayam kampung 1000 ekor, bebek 1200 ekor, kuda 9 ekor, kambing 75 ekor, domba 79 ekor, angsa 50  ekor dan kelinci 30 ekor. Potensi sumber daya air di desa Patoman terdapat sumber-sumber air atau embung yang mengalir sepanjang tahun yang memiliki debit air  kecil namun secara rutin dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah yang berada di Desa Patoman. Sedangkan Sungai Glondong dimanfaatkan untuk desa Watukebo dan Patoman. Dari embung dan sungai tersebut mampu mengairi semua sawah – sawah yang berada di desa Patoman. Belum lagi ditambah adanya sumur gali/bor ditengah sawah yang menjadi milik petani juga dimanfaatkan untuk mengairi sawah pada saat musim kemarau, sehingga lahan persawahan yang ada mampu ditanami padi dan polowijo sepanjang tahun. Penyediaan air bersih, masyarakat Patoman menggunakan sumur gali dan sungai, sungai yang ada  digunakan untuk mandi, cuci dan kakus (MCK), sedangkan untuk minum dan memasak menggunakan air sumur gali dan air dalam kemasan, jumlah sumur gali tahun 2014 mencapai 1400 unit.

B.    Kependudukan
Penduduk desa Patoman sangat majemuk, karena terdapat berbagai etnis diantaranya Osing, Jawa, Madura maupun Bali, namun demikian masih mampu membaur antara etnis yang satu dengan yang lainnya, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kejadian – kejadian yang berbau sara. Penduduk Desa Patoman pada tahun 2014 jumlahnya mencapai 4.959 Jiwa terinci Laki-Laki sebanyak 2.477 Orang, Perempuan 2.482 Orang, dengan kepadatan penduduk per kilometer persegi mencapai 14.8 Orang, artinya bahwa desa Patoman belum mengalami kepadatan, ketersediaan lahan untuk pemukiman masih mancukupi.
Sedangkan perkembangan penduduk desa Patoman mencapai 0,98 persen. Usia produktif (usia kerja  18 – 56 tahun) penduduk desa Patoman mencapai   2.686 Jiwa atau 60,62 persen, dari jumlah tersebut yang terserap di 37 (Tiga puluh tujuh) lapangan pekerjaan (bekerja) mencapai  1.889 Orang dan sisanya sejumlah 797 Orang masih belum memiliki pekerjaan tetap, termasuk ibu-ibu rumah tangga dan penduduk yang mengalami disfabilitas cacat fisik jumlahnya mencapai 22 Orang, meliputi Tuna rungu 4 orang, tuna wicara 2 orang, tuna netra 2 orang, sumbing 4 orang, cacat fisik / tuna daksa  jumlah 8 Orang dan cacat mental / ediot sebanyak 2 Orang.
Sektor pertanian masih sangat dominan dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang dikenal dengan mata pencaharian pokok, di tahun 2014 mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.227 Orang atau 45,68 persen dari jumlah tenaga kerja produktif. Dari jumlah tersebut yang paling banyak adalah Buruh tani mencapai 1.365 orang atau 78,97 persen sedangkan Petani jumlahnya mencapai 1.156 orang atau 21,03 persen, berarti kepemilikan lahan sawah oleh petani desa Patoman sangat terbatas, rata – rata kepemilikan sawah hanya 0,250 Hektar.
Penduduk Desa Patoman sebagian besar beraga Islam, jumlahnya mencapai 4.084 jiwa atau 82.3 persen,beragama Hindu mencapai 860 jiwa atau 17.3 persen  dan sisanya beragama Kristen sebanyak 8  jiwa, beragama Buda 7 Jiwa. Untuk menjalankan peribadatan masyarakat muslim telah tersedia Masjid sebanyak 4 Buah dan 37 buah langgar/mushola yang keberadaannya tersebar di empat dusun, yang beragama Hindu tersedia dua Pura yang berada di Dusun Patoman Tengah, sedangka penduduk yang beraga Kristen tempat ibadahnya berada di luar desa. Hal ini tidak menjadi masalah karena kerukunan umat beraga sudah terjalin harmonis, satu sama yang lain saling menghormati sehingga tercipta kondisi yang aman, tentram dan damai.
Pendidikan masuk dalam kebutuhan pokok masyarakat desa Patoman, maka hal ini dapat merubah status masyarakat desa dari rata-rata berpendidikan Sekolah Dasar meningkat rata-rata berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP). Tahun 2014  tingkat pendidikan masyarakat sangat beragam diantaranya tamat SD sederajat sebanyak  1.058 Orang, SMP sederajat 1.031 Orang, SMA sederajat 499 Orang, Tamat Diploma sebanyak 8 orang, Sarjana S.1 sebanyak 15 Orang dan sarjana S.2 sebanyak 1 orang.

C.    Kelembagaan
Penyelenggaraan pemerintahan desa harus didukung adanya kelembagaan yang kuat, efektif, efisien, transparan dan akuntabel  serta adanya semberdaya manusia yang trampil, sehingga dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yaitu penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan lancar, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
Aparat penyelenggara pemerintah desa jumlahnya mencapai 10  Orang, terinci sebagai berikut: Kepala Desa dan Sekretaris Desa masing-masing 1 Orang, Kepala Urusan sebanyak 5 Orang, dan Kepala Dusun sebanyak 4 Orang, dengan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 2 Orang, SLTA sebanyak 5 Orang dan Sarjana S.1 sebanyak 3 Orang.
Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sangat penting karena disamping merupakan patner pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa guna penetapan kebijakan pembangunan desa, juga sebagai penyalur aspirasi masyarakat dan pelestari nilai-nilai budaya desa.  Jumlah anggota BPD sebanyak 9 Orang,  yang merupakan utusan dari masing – masing dusun. Anggota BPD masing-masing dusun ditetapkan melalui pemilihan dan jumlahnya ditentukan sesuai kouta yang sudah ada.
Dalam pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa Pemerintah Desa dibantu oleh Lembaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD), kegiatan yang dilimpahkan kepada LPMD adalah  pelaksanaan pembangunan fisik dan kegiatan pelatihan ketrampilan. Kepengurusan LPMD sudah terbentuk sejak perobahan LKMD menjadi LPMD.  
Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) merupakan lembaga kemasyarakat yang mempunyai tugas membantu penyelenggaraan pemerintahan desa, melakukan pengawasan terhadap aktifitas masyarakat dalam rangka pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat serta mengkoordinir kegiatan gotong royong masyarakat yang merupakakan ciri khas masyarakat pedesaan, sedangkan lembaga RW bertugas sebagai Kordinator RT dalam membantu tugas penyelenggaraan pemerintahan  desa di lintas RT. Pada tahun 2014 Jumlah  RT se desa mencapai 36 lembaga dan RW sebanyak 10 lembaga.
Keberadaan lembaga-lembaga desa yang lain sangat penting guna merealisasikan visi dan misi pemerintahan desa. Seperti lembaga PKK yang berfungsi sebagai lembaga pembinaan masyarakat khususnya  wanita agar mandiri dalam membina kehidupan berumah tangga. Kepengurusan PKK Desa Patoman sudah terbentuk sejak adanya aturan tentang pendirian lembaga PKK Desa. Sedangkan lembaga-lembaga desa lainnya sudah terbentuk diataranya Karang Taruna yang merupakan wadah pembinaan generasi muda agar kreatif dan mandiri guna mewujudkan masa depan yang indah dan berhasil. Lembaga Hipunan petani pemakai air (HIPPA) yang berfungsi sebagai penataan dan pendistribusian pemakaian air irigasi oleh petani guna   meningkatkan produktifitas tanaman pangan pada lahan persawahan, serta melakukan koordinasi dengan Aparat Dinas Pengairan dalam penyediaan air irigasi yang cukup. Lembaga Kelompok Tani yang merupakan perkumpulan petani pemilik lahan pertanian,  bertujuan untuk melakukan upaya agar usaha taninya dapat memberikan nilai tambah tinggi, melaui pengetrapan panca usaha tani secara tepat dan benar.

D.    Infrastruktur Desa
Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang sangat fital dan dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat, karena jalan dapat membuka keterisolasian suatu daerah juga sebagai sarana untuk memperlancar angkutan barang dan jasa dari suatu daerah ke daerah lainnya. Kalau dilihat dari jenisnya jalan dapat dibedakan menjadi  empat jenis yaitu jalan Aspal, Jalan makadam, Jalan tanah dan jalan sirtu, dari keempat jenis jalan tersebut yang paling  dibutuhkan oleh masyarakat adalah jalan aspal, karena dapat memperlancar angkutan hasil produksi masyarakat desa secara cepat dan hemat. Adapun panjang jalan yang melintasi desa Patoman pada tahun 2014 sebagai berikut Jalan Desa yang sudah beraspal sepajang 7,5 kilometer, dalam kondisi baik sepanjang 5,0 kilometer dan kondisi rusak sepanjang 2,5 kilometer, jalan macadam panjangnya mencapai 2,0 kilometer, yang kesemuanya sudah dalam kondisi perlu perbaikan, jalan tanah sepanjang 1,0 kilometer dalam kondisi baik sepanjang 0,25 kilometer, dalam kondisi rusak sepanjang 0,75 kilometer. Jalan Kabupaten di desa Patoman hanya ada satu jenis jalan saja yaitu jalan aspal yang panjangnya mencapai 2,7 kilometer kesemuanya dalam kondisi baik. Sedangkan jalan propinsi tidak ada
Hidup sehat adalah dambaan setiap masyarakat, sehingga untuk merealisasikan perlu adanya sarana dan prasarana kesehatan yang mampu memberikan layanan sampai ketingkat bawah, sehingga setiap permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan dapat diatasi secara cepat dan akurat. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan tahun 2014 sebanyak 8 unit, meliputi Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ada 6 unit, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (PUSTU) dan Pusat kesehatan desa (Puskesdes) ada 1 unit, keberadaan tempat-tempat layanan kesehatan ini sangat membantu masyarakat dalam mewujudkan harapannya. Keberadaan rumah sakit umum sangat penting karena disamping untuk melayani masyarakat yang mampu juga melayani masyarakat kurang beruntung (Miskin) dalam memperoleh layanan kesehatan lanjutan melalui program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Posyandu dan Puskesdes keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa karena  mampu memberikan layanan Gizi, KB, Pertumbuhan Balita, sedangkan Puskesdes dapat memberikan pengobatan awal bagi masyarakat desa yang mengalami sakit. Layanan di Puskesdes dilakukan oleh seorang Bidan Desa yang statusnya sudah bertempat tinggal di Desa, sehingga dapat melayani masyarakat selama dua puluh empat jam.
Guna merealisasikan kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan murah dan berkualitas  di desa Patoman telah tersedian sekolah – sekolah formal dan non formal mulai dari pra sekolah (Paud) sampai sekolah dasar bahkan sampai sekolah tingkat pertama (Mts), baik yang berstatus Negeri meliputi Sekolah Dasar Negeri I Patoman (SDN 1) berlokasi di Dusun Patoman Barat dan Sekolah Dasar Negeri 2 (SDN 2), berada di dusun Blibis,  sedangkan sekolah Swasta terdiri dari Taman Kanak-Kanak (TK) KHOTIJAH Patoman yang berada di Dusun Patoman Barat dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum  Patoman serta MTs. Sunan Ampel Patoman. Kondisi gedung sekolah tersebut dalam keadaan baik dan layak untuk aktifitas kegiatan belajar mengajar.
Wilayah Desa Patoman telah dilalui oleh jaringan listrik tengan menengah dan tegangan rendah perusahaan Listrik Negara (PLN), sehingga memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan listrik, penggunaan listrik oleh masyarakat ditahun 2014 mencapai 1000 Kepala keluarga. Keberadaan listrik sangat membantu masyarakat untuk melakukan pengembangan usaha baik yang berskala rumahan / usaha kecil dan usaha menengah, juga menekan adanya tindakan kriminalitas.
Sampah merupakan masalah bagi seluruh masyarakat baik yang berada di perkotaan maupun pedesaan. Pengelolaan sampah di desa Patoman masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara dibakar, ditanam dan dibuang ke sungai, hal ini dilakukan karena tingkat SDM masyarakat masih rendah juga karena tidak adanya tempat pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir sampah (TPA), sehingga sampah menumpuk di pinggir sungai dan kebun-kebun masyarakat.

E.    Potensi Unggulan
Dilihat dari posisi Desa Patoman yang berada di wilayah Timur kabupaten Banyuwangi, merupakan daerah dataran rendah dengan iklim basah yaitu musim penghujan lebih panjang dari pada musim kering. Peruntukan lahan yang terbesar adalah Perkebunan rakyat yaitu mencapai 257,0 hektar atau 76,76 persen dari luas desa yang mencapai 334,8 hektar, sehingga kawasan ini sangat cocok untuk pengembangan tanaman perkebunan, pada tahun 2014 produksi kelapa mengalami surplus, karena produksi kelapa sangat melimpah dari pada kebutuhan untuk konsumsi masyarakat. dengan demikian maka desa Patoman menjadikan kelapa sebagai salah satu produk unggulan sektor pertanian/perkebunan.
Sektor Industri kecil/Rumah Tangga menjadikan produk Gula merah dan manik-manik (Monte) menjadi salah satu Produk Unggulan Desa, meskipun produk ini tingkat ketergantungannya dengan pasar regional,  pasar nasional maupun pengusaha Bali masih tinggi , namun demikian produk gula merah dan manik-manik (monte) ini merupakan padat karya dan dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak di pedesaan.
Potensi Sektor Seni dan Budaya yang di desa Patoman beraneka ragam jenisnya seperti Janger, Sanggar tari, terbang kuntulan  kesemuanya masuk dalam kelompok kesenian asli Banyuwangi sedangkan Orkes, kosidah, kelompok kesenian Nasional, sedangkan kelompok buadaya yang masih eksis di desa adalah Bersih Desa, Selapanan, Ider Bumi, Tingkeban (Mitoni), Untuk melestarikan seni dan budaya daerah Banyuwangi agar tetap ada sepanjang masa.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Patoman | Bali Van Java - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Redesign by Lukman Hadi